Jumat, 18 Mei 2012

Taubatnya Seorang Pelacur


Ini semua karena keegoisan orang tuaku. Waktu itu mereka hendak menikahkanku dengan seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang. Mereka akan melangsungkan acara sakral itu setelah kelulusan SMAku. Namun, aku memberontak karena aku tidak mencintai pemuda anak orang kaya itu. Mana mungkin aku mencintanya kalau bau kulitnya yang khas itu selalu menyergap hidungku. Aku tidak suka lelaki berbadan tengik. Karena perkataan orang tuaku yang setiap hari selalu menyisakan goresan luka di hati, aku putuskan untuk hengkang dari kehidupan mereka. Mungkin hal demikian yang mereka inginkan kala itu. Entah seperti apa tangis mereka setelah mengetahui anak perempuannya menghilang tanpa pesan.
Aku tidak peduli seperti apa perasaan mereka. Yang menjadi pertanyaan sedih hanya tujuan kepergianku yang tanpa arah. Terkadang aku menangis dalam bis yang kutumpangi dan terkadang bahagia karena pdrkataan pedih yang akan terucap dari kedua orang tuaku tidak akan terdengar lagi di telinga. Akhirnya sampailah bis yang kutumpangi di sebuah terminal yang tidak kukenal namanya. Melihat beberapa penumpang beringsut turun, aku pun ikut turun. Waktu itu matahari telah terbenam. Sambil memegang air mineral yang kubeli, aku pun berjalan menuju tempat duduk. Di sana kebingunganku semakin lengkap terasa. Entah kemana kaki ini harus melangkah. Aku tidak tahu. Tak lama kemudian dalam ketermenunganku yang membingungkan, tiba-tiba seorang perempuan sebayaku duduk di sampingku. Kepadanya kutanyakan kota yang telah kupijaki ini. Ia menjawabnya kota malang. Setelah itu aku tidak banyak bicara, karena ia segera berlalu dari sampingku untuk melanjutkan perjalanannya.
Malam itu kuputuskan untuk tetap di terminal karena aku takut sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi padaku. Seorang pedagang asongan yang sejak tadi melihatku mulai memasang wajah bertanya-tanya lalu mendekatiku. Entah mengapa setelah ia mendengar ceritaku, ia meneteskan air mata dan mengajakku untuk tinggal bersama. Aku tidak mau. Aku tahu bila ikut dengannya akan menambah beban hidupnya. Mungkin ia memang berhati mulia, sekali tak berhasil ia pun kembali mengajakku. Lagi-lagi aku menolaknya sambil berterima kasih. Karena tidak berhasil membujukku ia kemudian berlalu menjajakan dagangannya pada orang-orang yang baru keluar dari bis sambil mengamatiku dari jauh dengan wajah penuh iba.
Karena lelah dan rasa kantuk yang tak tertahankan, aku pun tertidur dalam duduk. Sesekali aku dibangunkan oleh anggukan kepalaku yang begitu kuat lalu lelap kembali. Entah berapa jam aku tertidur di tempat itu. Setelah terjaga di pagi hari yang kurasa hanya sakit yang menjalar di sekujur tubuh. Aku benar-benar menderita malam itu.
Setelah matahari merangkak naik, aku mulai menyusuri jalanan mengikuti kehendak hati. Ketika malam datang ketakutan kembali menyergapku. Terus terang aku memang takut malam. Karena di malam hari kejahatan selalu saja terjadi. Maka dari itu aku harus berhati-hati. Dengan susah payah akhirnya aku menemukan tempat berteduh, sebuah toko kecil yang telah lama dilupakan oleh pemiliknya. Sudah kurasakan hidupku seperti gelandangan. Namun, aku tidak menangisi perjalanan yang menyedihkan ini. Karena bila dibandingkan dengan perkataan orang tuaku yang begitu menyayat kalbu, kesedihan ini tidak begitu berarti.
Lima hari kemudian persedianku habis. Aku semakin terlunta-lunta. Tiga hari aku tidak makan. Hanya minum air yang mengalir di sungai yang tak terjamin kesehatannya. Tubuhku mulai lemas dan yang aku lakukan hanya bermenung seorang diri. Pada saat itulah seorang perempuan lebih tua setahun dariku mendekati kesendirianku. Ia bagai malaikat yang diutus untuk menyelamatkan jiwaku yang mulai dibayangi kematian. Setelah kuceritakan kisah sedihku, ia menangis dan langsung memelukku. Dalam tangisnya ia menjelaskan padaku bahwa perjalanan hidupnya tak jauh berbeda dengan kisah pilu yang kualami. Ia diusir oleh orang tuanya karena tidak mau menikahi seorang lelaki yang merupakan pemannya sendiri.
Setelah ia tumpahkan seluruh kesedihannya, ia langsung membimbing tanganku ke rumah kostnya. Di sana aku dirawat sampai kondisiku benar-benar pulih. Dan memberi tahukan namanya padaku, Mery. Nama yang indah. Tanpa segan aku langsung mengatakan mbak padanya. Lewat ceritanya aku pun tahu bahwa mbak Mery kuliah di salah satu Universitas Fakultas bahasa Inggris. Namun, aku belum tahu profesi pekerjaannya. Melihat mbak Mery yang sepertinya akan memperoleh pencerahan ilmu sebagai pegangan masa depan, aku pun ingin seperti dia. Yaitu kuliah, namun di bidang yang berbeda. Tapi darimana akan memperoleh biayanya. Sedangkan biaya hidup setiap hariku bergantung pada mbak Mery. Aku mulai dilanda kebingungan.
Di suatu hari aku pun tahu kalau mbak Mery memperoleh biaya kuliah dan biaya hidup sehari-hari karena mengabdikan diri sebagai perempuan malam. Namun, ia tidak mengajakku ke dunia gelapnya bahkan ia melarangku. Cukup dia yang terjerumus ke lembah kenistaan itu katanya. Namun, aku juga ingin mengenyam pendidikan seperti dia. Tapi ia tetap bersikukuh melarangku. Ia jelaskan bahwa menjadi seorang pelacur harus tahan malu, harus tahan pada cacian siapapun. Namun, setalah merenung lebih dalam tekadku bulat untuk mengikuti jejak profesinya. Karena aku tahu dengan pekerjaanku menjadi seorang karyawati toko yang gajinya tidak seberapa, tidak akan pernah mengantarkanku pada sebuah cita-cita yang kuinginkan. Dengan bahasa sedih yang kurangkai pada mbak Mery, akhirnya ia mau membawaku ke dunianya. Aku mulai diajari cara-cara jitu agar konsumen merasa terkesan dengan usaha kerjaku dan tak menutup kemungkinan konsumen yang merasa puas dengan layananku akan memintaku kembali di suatu hari nanti.
Dengan profesi yang cukup gampang memperoleh uang walau dengan hati perih terhina, akhirnya cita-citaku tercapai. Aku mendaftar di sebuah fakultas psikologi dan aku diterima. Lama-kelamaan aku pun merindukan kedua orang tuaku yang entah seperti apa wajah mereka saat itu. Setelah semester tujuh aku kabarkan pada mereka dengan bahagia bahwa aku telah kuliah dan hampir menghadapi skripsi. Namun, tanggapan mereka sangat pahit terasa. Lebih baik aku mati dari pada menjadi seorang anak yang tak tahu di untung katanya. Apalah arti kedua orang tua kalau tidak mau mendengarkan suara hati kecilku. Perjalanan hidupku serasa tersiksa dan sia-sia. Kerinduanku yang menggebu tatkala lenyap setelah mendengar perkataan pahit keduanya. Tak seorangpun yang peduli padaku kecuali mbak Mery yang dengan kesetiaannya selalu siap mendengarkan curahan hatiku.
Hari-hari kujalani dengan senyuman indah di bibir walau sebenarnya hati luka berdarah. Hingga tibalah hari wisuda yang kutunggu-tunggu. Walau telah kukabarkan jauh sebelumnya pada kedua orang tuaku tentang hari wisudaku, namun di momen yang penting itu tak satupun di antara mereka mengatakan selamat padaku. Mereka tidak datang seolah tidak gembira atas kelulusanku. Aku semakin merasa melangkah dalam kehampaan. Aku pun merasa menyesal menjadi seorang pelacur. Apalah arti sebuah gelar menyertai di belakang namaku kalau di peroleh dari jalan yang nesta. Di situlah kehancuran jiwaku semakin nyata. Apalagi kedua orang tuaku telah benar-benar mencampakkanku dari kasih sayangnya. Dan aku mulai bertekad untuk meningalkan profesiku dan beralih pada profesi baru yang sehat, namun benteng tekadku tidak begitu kukuh. Terkadang aku masih menjamu lelaki hidung belang yang memintaku. Rasanya sulit bagiku meninggalkan profesi yang telah mendarah daging itu. Aku pun frustasi. Kenapa tidak dicabut saja nyawaku?.
Di suatu sore mata hatiku benar-benar terbuka setelah mendengar ceramah seorang kiai. Dalam cerahnya ia berkata, “Bahwa orang-orang yang tidak berakidah dalam hidupnya tidak berbeda dengan bangkai berjalan dan kelak Allah akan membakarnya di api neraka.” Mendengar ceramahnya yang sangat menggugah, hatiku serasa sesak. Aku menangis sejadi-jadinya karena aku merasa diri ini bukanlah lagi manusia melainkan bangkai hidup yang berkeliaran di atas bumi. Maka aku mengutuk atas kelakuanku sendiri dan bersumpah tidak akan kembali lagi ke dunia itu. Dan aku mulai mendekatkan diri pada Allah. Di malam yang buta aku selalu bersujud pada-Nya meminta ampunan atas dosa-dosaku. Ketenangan jiwa benar-benar terasa setelah aku sering bercumbu dengan-Nya.
Sebulan kemudian mbak Mery pun merasa terpanggil untuk melakukan kebajikan dan meninggalkan profesinya setelah ia didekati oleh seorang pemuda jebolan pesantren. Perlahan-lahan hubungan mereka semakin dekat dan akhirnya keduanya menikah. Dalam doaku yang penuh rintihan dan tetesan air mata, aku selalu meminta pada Allah untuk dibukakan mata hati kedua orang tuaku. Ternyata Allah mendengar rintihan tangis doaku. Seminggu kemudian kabar bahagia kuperoleh lewat dering teleponku. Kedua orang tuaku memintaku untuk kembali ke pangkuannya. Mereka telah menyesal melakukan tindakan keliru. Aku pun pulang dengan rasa bangga dan bahagia yang tak terkira. Begitulah cerita liku-liku kehidupanku.

Senin, 07 Mei 2012

Surat - Surat Cinta


#### surat cinta ke-1:
== Kami Masih Dapat Membayangkan Wajahmu ==
Anakku Tercinta,
Seperti baru kemarin rasanya ketika tangan kecilmu berada di genggaman kami. Kami masih dapat membayangkan wajahmu ketika baru dapat berjalan. Tetapi waktu adalah perampok, mencuri saat-saat kamu tumbuh. Kami dapat melihat sekarang, kamu sudah dewasa. Bagaimana bisa terjadi dimana rasanya baru kemarin kami mengantarkanmu di hari pertamamu masuk sekolah?
Kami melihat kamu begitu cemas menghadapi masa depanmu. Dan kami merasa cemas juga, bukan karena kamu tidak akan sukses, tapi karena kami harus melepaskanmu. Kami harus merelakanmu memilih jalan yang kamu pilih. Ketahuilah bahwa kami di sini jika kamu membutuhkan nasehat kami. Kami harap kamu masih sudi untuk bertanya. Ketahuilah bahwa kami menginginkan yang terbaik untukmu, tetapi bagaimanapun kamu harus memutuskan sendiri.
Sejak kamu lahir, kami telah dipenuhi oleh mimpi-mimpi akan tempat yang kan kamu kunjungi, dan orang-orang yang akan kamu temui. Menyadari bahwa suatu saat, kamu akan pergi mencari pengalamanmu sendiri. Bawalah bersamamu cinta kami. Membuatmu nyaman ketika kamu sedang resah. Bawalah harapan kami bersamamu. Semoga dapat menjadi keberanian di saat kamu menghadapi kekalahan. Bawalah segala cahaya yang kami punya. Semoga dapat menjadi penerang jika kamu mengalami kegelapan.
Ini adalah proses dari kehidupan dan tujuan hidup kita. Kami diberkahi dalam segala hal, tapi kamu, anak kami, Arel, telah menjadi berkah terbesar buat kami. Kami akan selalu di sini menyayangimu.
Ayah Bunda mu,
================================================
#### surat cinta ke-2:
== Menginjak Dewasa Aku Makin Jarang Berkata “Aku Cinta Kamu” ==
Ayah Bunda,
Beranjak dewasa aku semakn jarang mengatakan aku cinta pada kalian. Aku merasa itu adalah kekanak-kanakan. Kenyataannya adalah aku mencintai kalian dan bahkan tak pernah berkurang selalu lebih dan lebih
Aku tahu kalian tahu, tetapi bagaimanapun aku ingin mengatakannya. Aku takkan pernah bisa membalas jasa kalian untuk membesarkanku. Ada banyak pengorbanan yang seorang anak tidak pernah sadari hingga mereka dewasa. Biaya tak pernah menjadi halangan buat kalian. Kalian terus memberi dan memberi sehingga menjadikanku seperti sekarang ini.
Aku sangat berterima kasih akan semua ini. Kalian telah mengajariku banyak hal, tapi yang terhebat dari semua ini adalah cinta kalian. Kekuatan dan semangat kalian adalah teladan buatku. Aku sadar apapun yang aku lakukan dan impikan, aku kanselalu dapat datang pada kalian dan kalian kan mendukungku.
Maafkan aku jika aku belum cukup mengatakan pada kalian, tapi ingatlah selalu bahwa aku sangat menyayangi kalian selalu.
Anakmu,
==============================================
#### surat cinta ke-3:
== Perlu Seseorang yang Istimewa untuk Menjadi Teman Sejati ==
Sayang,
Kita semua punya kekurangan, tapi untuk menjadi teman sejati butuh orang yang istimewa. Kamu, adalah satu dari orang-orang yang punya keistimewaan itu. Aku merasa terhormat dapat memanggilmu temanku.
Terdapat ikatan yang tak dapat diputuskan di antara kita. Aku kan melindungi dan berdiri di sampingmu apapun yang terjadi. Aku takkan mengecewakanmu. Aku kan di sana untuk berbagi kebahagiaanmu, aku kan di sana untuk menghiburmu di saat duka.
Temanku, aku mencintaimu. Tak ada seorang pun di hidupku ini yang menyerupaimu. Tak ada orang lain yang dapat kuceritakan rahasiaku atau menelanjangi hatiku. Di bumi ini, tak ada yang lain yang dapat kupercaya seperti aku mempercayaimu. Aku ingin kamu tahu sebenar-benarnya bahwa kepercayaanku kuberikan padamu.
Yang selalu kan menjadi temanmu,
================================================
#### surat cinta ke-4:
== Aku Tahu, Saatnya Bagimu Untuk Pergi ==
Cintaku
Aku tahu sekaranglah saatnya bagimu untuk pergi. Genggam erat di hatimu cinta yang pernah kita miliki bersama. Di dalam hatiku, ku kan simpan memori kita berdua. Wajahmu tak pernah jauh dari pikiranku, membangunkan hasrat yang tak terpenuhi sampai engkau kembali.
Aku takkan melupakanmu di saat kau tak ada. Aku kan mengingat saat-saat indah bersama. Ingatan itu kan selalu ada menggangguku hingga kita dapat bersama lagi.
Ku kan selalu mencintaimu. Jika saja setiap hari wajahmu lah yang kulihat ketika aku bangun, sentuhanmu yang kurasakan ketika matahari terbit, atau setiap hari yang kuhabiskan bersamamu tak pernah berakhir, sayangku.
Kubiarkan hatiku tetap begini. Aku kan menunggumu, Cintaku.
Selalu dan selamanya,
================================================
#### surat cinta ke-5:
== Sepanjang Waktu Ku Memerlukanmu ==
Sayang,
Ada saat di mana mencari seseorang untuk dicintai ada di akhir daftarku. Berjalan sunyi sendiri di pantai lebih menarik bagiku dibanding dirangkul dalam kehangatan cinta. Terlalu banyak hal yang kompleks dalam bercinta. Aku tak butuh peduli dengan seseorang kecuali pada diriku sendiri.
Sekarang aku merasa sangat bodoh. Aku tak mengerti apa yang dapat membuatku berpikir bahwa aku dapat bertahan tanpa bantuan orang lain. Aku tidak melihat pentingnya sebuah hubungan. Bukankah kehadiran seseorang dapat digantikan oleh binatang peliharaan?
Aku merasakan kesendirian yang tak tergambarkan. Aku hanya bisa menyangkal bahwa aku memerlukan seseorang. Kerja dan prestasi tak dapat memuaskan kekosongan, bahkan karena egoku aku takkan mencarimu.
Aku masih tidak mengetahui apa yang kamu lihat dariku. Aku pikir ak umembodohi semua orang bahwa aku tak membutuhkan siapa-siapa. Kenyataannya, aku membutuhkanmu sepanjang hidupku. Kamu melengkapi hidupku dan mengisi kekosongan hatiku.
Aku mencintaimu setiap hari, sekarang dan selamanya
================================================
#### surat cinta ke-6:
== Saya Sukses Karena Cinta Kalian ==
Ayah dan Bunda,
Aku tahu untuk tidak takut, karena tangan kalian selalu ada untukku untuk menggenggamku. Aku tahu jika aku lari terlalu kencang, kalian akan mengikutiku untuk membantuku bangun jika aku tersandung dan jatuh. Cinta kalian tak pernah berkurang, bahkan ketika saat ini aku sudah bisa berdiri di atas kakiku sendiri. Apakah kalian bangga? Aku ya — akan semua yang pernah kalian ajarkan padaku. Aku berada di sini hari ini karena cinta kalian, I am where I am today because of your love, dorongan, dan sedikit petunjuk arah yang benar.

Kalian tak pernah mengatakan kata-kata, “Kami kan sudah katakan,” tetapi membiarkanku belajar dengan caraku. Aku dapat menghadapi tantangan; Aku dapat menghadapi krisis; Aku percaya diri akan diriku sendiri. Terima kasih, Ayah dan Bunda.
Bagaimana kalian tahu apa yang harus dilakukan? Bagaimana kalian tahu harus berkata apa? Aku tahu cinta kalian padaku lah yang menuntun kalian, tetapi aku tak dapat membayangkan kalian dapat membiarkanku membuat kesalahanku sendiri — tetapi itulah pelajaran terbaik yang aku dapatkan. Kearifan kalian dalam situasi tertentu tidak dapat memisahkan kita tapi justru membuat kita semakin dekat bersama. Ku harap aku dapat menggunakan semua yang pernah kalian ajarkan padaku dalam kehidupanku saat ini dan dengan keluargaku.
Terima kasih atas cinta, kepercayaan, dan bimbingan.
Anakmu tercinta,
================================================
#### surat cinta ke-7:
== Kau Tembus Hatiku ==
Cintaku,
Aku ingat ketika aku melihat dunia ini melalui mata butaku yang berlinang air mata. Lalu aku dirikan benteng di sekitarku. Aku pikir tidak ada yang dapat menembus rintanganku.
Tapi kamu datang menembusnya. Kau tunjukkan padaku hidup yang berbeda; pentingnya menjadi diriku sendiri, berbagi emosi, dan memberikan rasa cinta. Kamu membuatku berpikir. Kau membuatku dapat menghadapi diriku sendiri, menghadapi orang lain, menghadapi kamu. Kau membuatku jatuh cinta padamu.
Cinta denganmu sangatlah indah. Tak ada seorangpun yang bisa mencintaimu melebihi aku. Tak ada pelukan lain yang dapat menghangatkanku bagaikan sinar mentari. Ku kan lakukan apapun untukmu. Kamu sudah tahu itu semua ketika kau berikan seluruh hatimu untukku.
Simpan hatiku untuk selamanya,
================================================
#### surat cinta ke-8:
== Hal Kecil Yang Mengingatkanku Padamu ==
Sayang,
Aku datang dengan sebuah bunga kering di dalam bukuku. Ini adalah bunga mawar yang pernah kau berikan padaku. Aku hampir melupakanmu, tetapi seperti biasa, hal kecil yang mengingatkanku padamu merasuk dalam hidupku.
Apakah aku akan bisa melupakanmu selamanya? “Tidak akan pernah!” jiwaku menangis. Kamu sudah menjadi bagian diriku. Tidak perduli betapa keras aku coba tuk melupakanmu, kamu selalu hadir bagaikan sihir yang menghantui mimpiku.
Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi. Aku tidak tahu kenapa kamu pergi. Aku pikir aku mengenalmu. Nyatakah cinta yang pernah kita bagi, ataukah itu semua cuma khayalanku saja? Mengapa kata-kataku tidak sampai kepadamu?
Saya pikir, kadang, sayalah yang membuatmu. Kamu hanyalah bagian dari khayalanku, tetapi kemudian saya temukan bagian dari dirimu yang membuktikan kita pernah hidup bersama. Bagaimanapun Aku telah kehilanganmu…
Kau bawa juwaku ketika kau pergi. Aku masih mencoba mencari diantara debu dan kenanganmu…
================================================
#### surat cinta ke-9:
== Hangatnya Cintamu ==
Sayangku,
Tahukah kamu ada saat dimana aku takut akan petir? Ataukah sadarkah kamu jika aku menggigil ketika angin dingin berhembus? Lalu gelapnya malam akan membuatku takut – semua itu karena aku tak tahu perasaanmu padaku.
Sekarang aku habiskan hariku dengan hangatnya cintamu. Malamku bukan lagi malam yang menakutkan, tetapi malam yang penuh kenikmatan di balik pelukanmu. Senyummu menghilangkan semua rasa takutku dan hatiku merasa aman dibalik jiwamu.
Iba rasanya bagi yang tidak tahu rasanya merindu. Begitu sedihnya jika tidak tahu rasanya berbagi cinta. Aku tahu cinta sejati adalah anugerah yang jarang bisa didapatkan. Aku berada di antara orang yang beruntung karena kamu memberikanku anugerah yang tak ternilai. Tidak ada orang lain yang lebih berarti bagiku selain kamu.
Aku cinta kamu, anugerahku,
================================================
#### surat cinta ke-10:
== Yang Saya Butuhkan Hanya Kamu ==
Sayang…,
Aku tahu wajahmu dari hati. Bayanganmu terpatri di pikiranku. Kamu adalah bagian terdalam dari jiwaku.
Aku tidak berfikir bahwa aku tipe yang mudah jatuh cinta. Selama ini belum pernah ada yang menghentak hatiku. Aku merasa saat ini aku tidak bisa sehari saja tanpamu. Bagaimana kamu bisa membuatku seperti ini? Bagaimana bisa kamu menjadi bagian hatiku begitu cepat?
Yang aku butuhkan hanyalah kamu. Kamu adalah detak jantungku, nadi yang membuatku tetap hidup. Kamu menjadi penyelamatku bahkan sebelum aku sadar aku perlu pertolongan. Kamu segalanya bagiku, terlalu banyak bila disebutkan dalam satu surat. Biarkan ini menjadi awal dari surat cinta seumur hidup.
Ku harap aku bisa menjadi segalanya buatmu, sekarang dan selamanya.
Selamanya cinta,

ROMAN CINTA

"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)
"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)

"
Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman" (Kahlil Gibran)